potret pendidikan indonesia


Sungguh malang nasib pendidikan Indonesia, terekam dalam sebuah potret. Terlihat dimana pemerintah kita harus berusaha lebih baik lagi guna meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Bagaiman mungkin tujuan ini dapat tercapai, bila proses menuju sebuah pendidkan di Indonesia masih dibawah angka kelayakan.

masih banyak terlihat siswa-siswi Indonesia yang untuk kesekolahnya harus melewati rute perjalanan yang panjang dan sangat terjal menantang. Seperti halnya yang terjadi di desa Sahiang Tanjung, Kabupaten Lebak, Banten. siswa-siswi  dari desa tersebut harus melewati jembatan Indiana jones  —nama keren sebuah jembatan gantung—  yang kondisinya tidak layak lagi digunakan. Siswa-siswi ini harus meniti jembatan seperti sedang melaksanakan kegiatan outbond namun saja tidak menggunakan tali pengaman.

Sementara itu, hal ini juga terjadi di Desa Mekarmukti, Kecamatan cibalong kabupaten garut, jawa barat. Sejumlah siswa-siswi SMP Satu Atap 1 Cibalong terpaksa merayap di dinding tebing macam cicak untuk bisa sampai ke sekolah. Padahal sebelumnya sudah disediakan rakit bambu untuk penyeberangan pasca terputusnya jembatan gantung Cisanggiri.

Menurut salah seorang siswa SMP, Rudi, hal itu dilakukan untuk menghindari agar sepatunya tidak basah saat naik rakit bambu, disamping pada saat hujan besar air meluap rakit tidak bisa dipergunakan. harapan mereka saat ini hanyalah pemerintah segera membangun jembatan gantung yang baru, agar para siswa-siswi bisa leluasa menyebrangi sungai Cisanggiri yang memiliki lebar 100 meter dan kedalaman air normal mencapai 1,5 meter.

Tidak hanya terjadi di dua daerah tersebut, hal ini juga mungkin terjadi di banyak tempat yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain  proses menuju sebuah pendidikan, ternyata masih banyak sarana dan pra sarana pendidikan yang sangat mengiris perasaan. Meski bukan barang baru untuk dunia pendidikan di negeri ini, namun tampaknya ketidakwajaran ini wajib dipublikasikan  berupaya terus  setia pada kebenaran dan kebaikan. Adalah sebuah Madrasah Aliyah “Sehati” yang terletak di daerah Ling, Bontopuasa, Kel. Adatongeng, Kec. Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan yang kondisi bangunan sekolahnya tak jauh lebih baik dari Kandang Sapi.

Bagaimana bisa dikatakan layak kalau pandangan mata dibenturkan pada bangunan yang semi permanen dengan dinding udara yang tak sedap dilihat mata. Lantai kelas yang diplester ala kadarnya, WC/kamar mandi siswa yang terpisah jauh dengan kondisi yang lebih mirip kandang ayam.